Sejarah NU – Sebagai Negara dengan penduduk beragama islam terbesar di dunia, Indonesia memiliki cerita tersendiri soal organisasi – organisasi islam yang berkembang. Termasuk kehadiran Nahdlatul Ulama NU sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dalam pengaruhnya bagi penganut islam di tanah air. Banyaknya perbedaan ideologi dan arah politik dalam agama di Indonesia, menjadi tanda munculnya sejarah NU yang lahir pada tanggal 31 Januari 1926 atas nama kaum tradisionalis dalam menanggapi fenomena yang ada di dalam dan luar negeri, khususnya di dunia Islam. Pengertian Nahdlatul Ulama NU Substansi dan Ideologi Nahdlatul Ulama NUFase Perkembangan NUTujuan Berdirinya NUPerkembangan NU di Indonesia1. Nahdlatul Ulama Sebelum Kemerdekaan 2. Nahdlatul Ulama Di masa kemerdekaan Pengertian Nahdlatul Ulama NU Inilah jawaban untuk umat Islam atas fenomena yang terjadi di dunia Islam dan Indonesia akan berpartisipasi dan memperkuat peringkat rekonstruksi nasional. Nama Nahdlatul Ulama berasal dari bahasa Arab, yakni nahdlatul yang artinya berdiri atau bergerak. Nama Nahdlatul Ulama menyesatkan “Ulama” kuno. Nahdlatul Ulama adalah organisasi kemasyarakatan dan keagamaan dengan simbol-simbol yang menjelaskan tujuan dasar dan cita-cita keberadaan suatu organisasi. Lambang Nahdlatul Ulama diciptakan oleh KH. Ridwan Abdullah setelah proses kontemplasi dan hasil doa istikharah Sebagai pemimpin Allah SWT. Nahdlatul Ulama lahir pada tanggal 31 Januari 1926 sebagai perwakilan ulama tradisionalis yang mendapat bimbingan ideologis dari Ahlus Sunnah wal jamaah, yakni tokoh- tokoh seperti Hasyim Asy’ari, K. H. Wahab Hasbullah dan para ulama lainnya ketika upaya reformasi mulai meluas. Meskipun terorganisir, mereka sudah memiliki hubungan yang sangat kuat. Perayaan seperti haul, peringatan wafatnya seorang kyai, yang kemudian mengumpulkan masyarakat sekitar, para kyai dan mantan santrinya hingga sekarang masih dilakukan secara rutin di beberapa wilayah di tanah air. Substansi dan Ideologi Nahdlatul Ulama NU Dalam sejarah NU, penciptaan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan dukungan ajaran Ahlus Sunnah wal Jama’ah Aswaja. Ajaran ini bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma keputusan ulama terdahulu. Qiyas atau contoh kisah Al-Qur’an dan hadits menurut Mustofa Bisri memiliki tiga substansi di dalamnya, yakni sebagai berikut Dalam bidang syariat Islam, sesuai dengan salah satu ajaran dari empat Madzhab Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali, dan sebenarnya Kyai NU sangat taat kepada Syafi’i. “Saya sekolah Dari perspektif tauhid ketuhanan, saya akan mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi Dasar-dasar Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang. Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik memilih pendapat yang benar. Hasan al-Bashri seorang tokoh Sunni terkemuka dalam masalah Qodariyah dan Qadariyah mengenai personel, memilih pandangan Qadariyah. Pendapat bahwa pelaku adalah kufur dan hanya keyakinannya yang masih tersisa fasiq. Apa ide yang dikembangkan oleh Hasan AL Basri Belakangan justru direduksi menjadi gagasan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Menurut Muhammad Abu Zahrah Islam memiliki dua bentuk utama, yakni praktis dan teoritis. Perbedaan tersebut justru terlihat pada kelompok-kelompok seperti Ali bin Abi Thalib, Khawarij, dan Muawiyah. Bentuk keberatan kedua dalam Islam bersifat teoritis ilmiah, seperti dalam kasus “Aqidah dan Penuh” Fikhu. Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai salah satu aliran batin Islam tentunya memiliki nuansa politik dan sangat kental pada saat kelahirannya. Namun dalam perkembangan wacananya juga merambah bidang-bidang seperti Aqidah, hukum Islam, tasawuf, dan politik. Untuk ideologi ahlussunnah wal jamaah lahir karena alasan yang sangat mendasar. Kekuatan penguasa kolonial Belanda untuk menghancurkan potensi Islam telah menumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan ulama untuk menjaga kemurnian dan keutuhan ajaran Islam. Selain itu ada pula rasa tanggung jawab ulama sebagai pemimpin yang memperjuangkan kemerdekaan dan dibebaskan dari belenggu penjajahan. Ulama juga memiliki rasa tanggung jawab untuk menjaga kedamaian bangsa Indonesia. Fase Perkembangan NU Tidak semua sejarah bangsa Indonesia dijelaskan pada fase- fase abad ke-19 hingga sekarang yang merupakan proses pengujian dan antitesis. Misalnya, pada masa gerakan kemerdekaan, ada tiga kelompok kekuatan yang berkembang secara bersamaan. Munculnya elite baru sebagai aliran Belanda disertai dengan dua gerakan yang bersumber dari Islam, yakni “Islam modern” dan “Islam tradisional”. Pada tahap ini, modernisasi Islam untuk berbagai agama mulai menyebar dan diterima secara luas di hampir semua kota besar di Indonesia, termasuk desa- desa kecil di pelosok Indonesia. Sejak awal 1980-an sebelum berdirinya jam’iyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926, Kay H. Hasyim Asyari melarang salah satu muridnya yang paling cerdas, KH. Wahab Hasbullah untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan dan sosial keagamaan Kelompok Modernisasi Islam. Tampaknya pemikiran Islam modern tentang gerakan Muhammadiyah tidak terpengaruh sampai kematian pendiri Muhammadiyah Kyai H. Ahmad Dahlan pada tahun 1923. Idealisme paling mendasar dari Islam tradisional adalah pada tahap awal gerakan Islam modern, yakni adanya tekanan yang ditempatkan pada revitalisasi sosial, ekonomi dan politik. Mungkin itu sebabnya gerakan itu tidak dianggap sebagai ancaman bagi posisi para pemimpin Islam tradisional. Pada awal abad 20 dalam waktu 10 tahun dengan dukungan Kyai dan Ulama, Kyai Abdul Wahab Hasbro menyelenggarakan Islam tradisional dan didirikan pada tahun 1912 di Surakarta oleh Ikatan Pedagang Muslim. Ia juga aktif dalam Syarikat Islam SI. Dari Pada tahun 1916, Kyai Wahab mendirikan madrasah yang berbasis di Surabaya bernama Nahdl di Batam. Orang tuanya adalah Kyai Wahab Hasbullah dan Kyai H. Mas Mansyur. Peningkatan luar biasa terjadi untuk jumlah anggota organisasi Islam pada akhir 1920-an terutama disebabkan peran Kyai yang memobilisasi waktu secara ideologis pada organisasi- organisasi Islam. Setelah gerakan Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912 dan sepeninggal Kyai H. Ahmad Daran, sering terjadi perdebatan di kalangan Kyai- Kyai. Para pimpinan dan ulama pondok pesantren mendukung gerakan Muhammadiyah yang menangani berbagai aspek keislaman. Forum utama untuk diskusi ini adalah organisasi Taswirul Afkar di Surabaya dibawah pimpinan Kyai H. Wahab Hasbullah, Kyai H. Dalam acara tersebut ada Mas Mansoer, Kyai H. Hasyim Ashari, Kyai KH. Bisri Syamsuri keduanya dari Jombang, Kyai Lidowan Semarang, Kyai Nawawi Pasuruan, Kyai Abdul Aziz Surabaya dan sebagainya. Keputusan yang diambil dalam rapat tersebut adalah sebagai berikut ini Pengiriman delegasi dari Kongres Dunia Islam ke Mekah Perjuangkan Ibn Saud sesuai hukum Madzhab 4 Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanbali Perlindungan dan kebebasan dalam bidang pertanggungjawaban Pembentukan kebangkitan Jamiya yang disebut Nahdlatul Ulama Cendekiawan bertujuan untuk menegakkan penegakan hukum Islam di bawah salah satu dari empat sekolah Namun, kedua kelompok ini pada umumnya mendukung kegiatan Sarekat Islam karena organisasi tersebut tidak membahas masalah- masalah yang berkaitan dengan asimilasi konsep- konsep yang berkaitan dengan keagamaan. Syarikat Islam lebih tertarik pada kegiatan politik dan tujuan umumnya adalah untuk menyatukan kelompok- kelompok Islam Indonesia, sehingga penekanannya adalah menghindari perbedaan pendapat tentang detail praktik keagamaan. Pada bulan Februari 1923, Persatuan Islam dikenal dengan singkatan Persis didirikan di Mapan Bandung. Sejak saat itu para anggotanya mulai mengungkapkan pandangan tanpa kompromi, yang ditunjukkan dalam semangat Islam tradisional. Pada saat yang sama, persatuan Islam dapat memenangkan empati banyak intelektual Islam. Buah semangat Persis Masyarakat Islam memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembentukan ideologi keagamaan dalam masyarakat Islam sejak tahun 1923, termasuk perjalanan sejarah NU. BACA JUGA Teori Mekah Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia Selama Konferensi Islam ke-4 di Bandung Pada Februari 1926, Parlemen hampir sepenuhnya didominasi oleh para pemimpin organisasi Islam modern. Mereka menyetujui usulan para pemimpin Islam tradisional untuk melestarikan praktik keagamaan tradisional, termasuk pelestarian Mazhab, makam Nabi dan makam empat sahabat Medina. Alhasil, Kyai dan Ulama diajar langsung oleh Kyai H. Hasyim Asy’ari sangat mengkritik Islam modern dan telah mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama sebagai medan pertempuran bagi para pemimpin Islam tradisional sejak didirikan pada tahun 1926. Tujuan Berdirinya NU Pengaruh Nahdlatul Ulama sangat besar di kalangan Kyai dan Ulama di Jawa bagian timur dan tengah, serta masyarakat umum. Seperti statuta Nahdlatul Ulama. Perumusan Pada tahun 1927, organisasi tersebut bertujuan untuk memperkuat kesetiaan Islam kepada salah satu dari empat Madzhab dan untuk melaksanakan kegiatan yang bermanfaat bagi para anggotanya sesuai dengan ajaran Islam. Kegiatan utama organisasi NU adalah sebagai berikut. Memperkuat persatuan Diantara sesama ulama yang masih setia pada ajaran mazhab Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis buku yang diajarkan oleh lembaga pendidikan Islam Penyebarluasan ajaran Islam atas permintaan empat Madzhab Meningkatkan jumlah Madrasah dan Organisasi Mendukung pembangunan Masjid, Langgar dan Pesantren Membantu anak yatim dan fakir miskin. Perkembangan NU di Indonesia Berdasarkan sejarah NU, organisasi islam terbesar di Indoneisa ini telah memantapkan dirinya sebagai pengawas tradisi dengan mempertahankan ajaran empat mazhab Syafi’i, yang diterima oleh sebagian besar umat Islam di seluruh tanah air. Selain itu, NU memberikan perhatian khusus pada bidang- bidang yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi, seperti kehidupan pemilik tanah dan para pedagang. Sebenarnya, Nahdlatul Ulama, salah satu organisasi masyarakat ormas terbesar di Indonesia dari komunitas Islam yang ada sejak kelahirannya di tahun 70-an. Selain itu NU juga selalu menekankan pentingnya menjaga dan menghormati kekayaan budaya nusantara. Terinspirasi dari tipikal tudingan terhadap Wali Songo yang berhasil “menghubungkan” bidang agama Islam dengan wilayah budaya. Dalam praktiknya NU berwajah familiar atau muda, sebagaimana diakui oleh seluruh masyarakat. Untuk menghindari pendekatan negatif memerlukan dorongan dari dua hal yang sangat dibutuhkan dalam konteks pluralisme, yakni Pertama, melekatnya identitas nasional karena mereka mengikuti jalur budaya dengan karakter pluralistic. Komunitas budaya jarang merasa bahwa keberadaan mereka secara langsung atau tidak langsung terancam. Dari sinilah muncul aturan hukum Islam “al`adah muhakkamah”. Ini memberikan peluang besar untuk mengubah tradisi apa pun menjadi bagian dari hukum Islam. Kecuali ibadah Mahdah, seperti shalat atau puasa, kegiatan budaya sangat mungkin dianggap sebagai kegiatan yang dipaksakan secara agama jika berperan dalam mendukung prinsip-prinsip Islam. Dan setidak-tidaknya kegiatan budaya tersebut tidak dilarang kecuali mengganggu kemanfaatannya. Oleh karena itu, kehormatan Islam di Indonesia selalu didukung dengan cara yang dapat diterima oleh kelompok lain, meskipun secara statistik dikategorikan mayoritas, dan tidak dipaksakan oleh kepentingan masyarakat dan penindasan atau penolakan keberadaannya. Langkah-langkah ini dapat sangat membantu dalam mendukung upaya untuk memantapkan identitas nasional bersama. Kedua, Pengembangan nilai- nilai kemanusiaan yang tidak bisa dipungkiri bahwa kemunculan Islam yang toleran secara tidak langsung berdampak positif terhadap upaya penegakan nilai-nilai kemanusiaan jika dibandingkan dengan sikap tegas beragama yang dapat membahayakan hak asasi manusia. Mudah memicu kekerasan agama dari keringnya keterlibatan Islam yang memonopoli kebenaran dan menunjukkan kelemahan iman. Toleransi, di sisi lain, tampaknya menjadi bukti keutuhan pemahaman agama, yang diyakini menjadi berkah bagi semua. Pada akhirnya, sikap pemaaf yang muncul dari kesadaran untuk memahami perbedaan dan keragaman budaya merupakan salah satu landasan kokoh dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku yang lebih peka terhadap nilai- nilai kemanusiaan. Jadi orang tidak Seharusnya diperlakukan secara manusiawi hanya karena mereka adalah Muslim, tetapi didasarkan pada pemahaman bahwa nilai- nilai kemanusiaan adalah milik semua orang. Nahdlatul Ulama menjadikan dirinya sebagai organisasi sosiologis dan keagamaan dalam menjawab permasalahan bangsa. Bukan seluruh sejarah negara Indonesia, Nahdlatul Ulama telah melalui tahap yang berkembang dari akhir abad ke-19 hingga saat ini. Ini adalah proses pengujian dan antitesis. Pada masa pergerakan kemerdekaan. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman tingkat berikutnya untuk menelusuri dan memahami sejarah NU yang panjang dan sangat berpengaruh pada perkembangan Negara Indonesia pulau. Berikut ini fase atau kondisi organisasi Nu dan kaitannya dengan Indonesia dalam sejarah NU 1. Nahdlatul Ulama Sebelum Kemerdekaan Sebelum kemerdekaan, Nahdlatul Ulama berkembang sebagai organisasi yang disegani oleh penjajah. Sangat memungkinkan kekuatan Ulama dan anggota NU untuk menjembatani kepentingan Islam dan negara Indonesia saat itu yang telah menjadi pilar pengantar lahirnya negara kesatuan Republik Indonesia. 2. Nahdlatul Ulama Di masa kemerdekaan Periode Orde Lama –NU memutuskan menjadi partai politik semata-mata karena berkonfrontasi dengan Komunis. Kekuatan komunisme sebagai partai politik membutuhkan pola yang sama. Nahdlatul Ulama akhirnya mampu mempertahankan dasar Pancasila dengan suara lantang. Masa Orde Baru –Karena kebijakan pemerintah yang kuat, posisi NU adalah Ulama, bersama kelompok Islam lainnya, kembali sebagai kelompok sosiologis dan religious, kemudian sepakat untuk membentuk Partai Persatuan Pembangunan PPP. Secara sosial merupakan kepedulian Nafatur Utama dan secara politik merupakan partai Nahdlatul Ulama. Masa Reformasi Pada masa reformasi –Pola politik NU mulai berubah. NU telah sepakat untuk kembali ke Khittah. Nahdlatul Ulama NU adalah organisasi yang murni sosiologis dan religius, menjaga jarak dengan partai politik yang ada. Oleh karena itu, Nahdlatul Ulama bukan milik siapa pun, melainkan milik potensi negara Indonesia. Nahdlatul Ulama sebenarnya berdiri dalam sejarahnya sebagai bentuk reaksi eksternal gerakan pemurnian. Dan berdirinya organisasi ini tidak terlepas dari peran Kyai, wakil utama kelompok Islam tradisionalis, dan komunitas Pesantrennya. Nahdlatul Ulama mengacu pada salah satu Imam Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hanabari dan merupakan organisasi keagamaan yang melayani negara, negara bagian dan Muslim. Nah, itulah penjelasan tentang sejarah NU dan kaitannya dengan perkembangan kondisi Indonesia, termasuk ajaran agama islam. Sebagai salah satu organisasi islam besar di Indonesia, Grameds pasti sudah tidak asing lagi dengan ormas yang satu ini. Dalam praktiknya mungkin kita masih kesulitan membedakan organisasi islam ini dengan lainnya dalam melakukan amalan agama islam. Dari situlah sebenarnya dapat menjadi ciri khas masing- masing aliran dalam melakukan ibadah. Jika Grameds butuh referensi tentang sejarah Nu, atau topic organisasi Islam lainnya, bisa kunjungi koleksi buku Gramedia di seperti rekomendasi buku berikut ini. Selamat belajar. SahabatTanpabatas. Mengenal Ulama Nusantara Sejarah Biografi 30 Ulama Karismat Kumpulan Lengkap UU Ormas dan Yayasan Sejarah Hukum Islam Nusantara BACA JUGA Amalan Doa Penenang Hati agar Terhindar dari Galau Dan Sedih Bacaan Adzan Subuh, Arab, Latin beserta Artinya Memahami Contoh Perilaku Jujur Dan Manfaatnya Rukun Wudhu Syarat Wajib dan Fakta Unik Wudhu Doa Minta Jodoh dan Amalan untuk Mempercepat Datangnya Jodoh ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
RINGKASANMATERI IPS KELAS IX. . Ciri Negara maju dan berkembang: a. Negara Berkembang (Depeloping Country) Negara berkembang adalah Negara yang masih mendasarkan tiang perekonomiannya pada sektor pertanian. Ciri-ciri Negara Berkembang. Menurut Daedjoeni dan Todaro, Negara berkembang memiliki ciri sebagai berikut : - Penduduknya kurang lebih 70 Uploaded byAkhmad Ainun Najib 0% found this document useful 0 votes14 views1 pageCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes14 views1 pageRingkasan Materi ASWAJA Dan Ke-NU-AnUploaded byAkhmad Ainun Najib Full descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel the full document with a free trial!Continue Reading with Trial MateriPAI XI BAB 10 Pembaruan Islam. Geograpik. Penerjemahan al-Qur'an ke dalam bahasa Persia disempurnakan Syah Waliyullah di tahun 1758. K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 31 Januari 1926. di Jombang Jawa Timur. K.H. Ahmad Dahlan adalah teman seperguruan dengan tokoh Islam pendiri JamKe-NU-an adalah segala sesuatu yang ada kaitannya dengan NU. Materi ke-NU-an dimaksudkan sebagai suatu materi yang membahas tentang masalah yang ada hubungannya dengan Nahdlatul Ulama’. Baik mengenai pengertiannya, dasar dan tujuannya, sejarah perjuangannya maupun struktur organisasi. NU adalah kepanjangan dari Nahdlatul Ulama yang secara harfiah artinya Kebangkitan Ulama. Pada hakekatnya Nahdlatul Ulama adalah organisasi umat Islam Indonesia yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan yang tetap teguh setia mengikuti dan memegang teguh segala apa yang datang dari Nabi Muhammad Saw baik berupa sabda, tindakan maupun ketetapan nabi, dan memegang teguh kepada segala yang datang dari sahabat-sahabatnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah landasan dasar/hukum berpedoman kepada Kitabullah AL-qur’an, Sunnah Nabi Hadis , Ijma’ dan Qiyas. Dalam masalah aqidah, Ahlussunnah Wal Jama’ah mengikuti Imam Abul Hasan Al Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al Maturidi, dibidang Fiqh mengikuti salah satu Madzhab empat yaitu Imam Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Hambali, sedang dibidang tasawuf mengikuti Imam Abul Qosim Al Junaidi dan Imam Ghozali. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA NU Secara formal NU lahir pada Tanggal 16 Rajab 1344 H bertepatan dengan Tanggal 31 Januari 1926 M di Surabaya. Namun pada hakekatnya ajaran yang dianut dan diperjuangkan oleh NU ini telah bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia. Jika KH. Hasyim Asy’ari dikatakan sebagai pendiri NU, maka KH. Abdul Wahab Hasbullah adalah sebagai orang yang mewujudkan gerakan tersebut menjadi suatu organisasi. Sepulang dari belajar di Makkah, KH. Abdul Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Wathon 1916 di Surabaya. Organisasi ini bergerak pada bidang kepemudaan dan pada tahun 1924 di Surabaya sedang bergejolak perjuangan politik melawan Belanda, disamping iti disana sini sedang membaranya masalah khilafiyah dikalangan umat. KH. Abdul Wahab Hasbullah sering terlibat dalam perdebatan sengit dengan ulama islam yang terkenal pada waktu itu untuk mencapai titik penyelesaiannya. Sehubungan dengan pergolakan di Arab Saudi, maka KH. Abdul Wahab Hasbullah membentuk komite Hijaz yang merupakan delegasi untuk menghadap Raja Ibnu Sa’ud guna membicarakan masalah tersebut. Komite Hijaz inilah yang mengilhami berdirinya NU karena pertemuan yang diadakan pada tanggal 16 Rajab 1344 itu memutuskan dua macam keputusan 1. Mengirim utusan ulama Indonesia ke Kongres dunia islam dengan memperjuangkan hukum ibadah berdasarkan madzhab empat. 2. Membentuk organisasi Jam’iyyah yang akan mengirimkan utusan tersebut atas usul KH. AlwiAbdul Azis yang diberi nama Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Adapun nama ulama yang hadir pada waktu itu antara lain 1. KH. Hasyim Asy’ari Jombang. 2. KH. Bisyri Samsyuri Jombang. 3. KH. Ridlwan Semarang. 4. KH. Abdul Wahab Hasbullah Surabaya. 5. KH. Nahrowi Malang. 6. KH. Raden Asnawi Kudus. 7. KH. Raden Hambali Kudus. 8. KH. Nawawi Pasuruan. 9. KH. Kholil Bangkalan. SEJARAH PERJUANGAN NAHDLATUL ULAMA 1. Pada masa penjajahan Belanda sikap NU adalah tidak mau bekerja sama dengan Belanda. Untuk menanamkan rasa benci terhadap penjajah, maka para Ulama mengharamkan sesuatu yang berbau Belanda Contoh Pakai Celana, Dasi dll 2. Meskipun pada zaman Belanda tidak merupakan partai politik akan tetapi lapangan usahanya yang tidak hanya di bidang sosial keagamaan saja, namun international. 3. Dalam melaksanakan dan mencerdaskan bangsa, sejak berdirinya NU telah mendirikan Pondok Pesantren, Madrasah yang tersebar luas diseluruh cabang-cabang di Indonesia. 4. Dalam melaksanakan usahyanya, NU selalu menempuh cara-cara ayang lazim dalam ajaran Islam yaitu Musyawarah, Demokrasi. 5. Setiap usaha untuk mempersatukan umat Islam, NU aktif mempelopori acara tersebut dengan segala upaya untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah. 6. Pada zaman penjajahan Jepang karena gigihnya melawan penjajah, NU termasuk organisasi yang dibubarkan oleh facisme Jepang. 7. Menjelang masa Kemerdekaan, NU ikut aktif dalam BPUPKI, bahkan Hasyim ikut aktif dalam mempelopori sebagai panitia perumus UUD1945 dan Pancasila. 8. Setelah proklamasi kemerdekaan, Belanda masih tetap aktif ingin menjajah kembali bangsa Indonesia, waktu itu Belanda mendaratkan tentaranya di Surabaya dengan berkedok sekutu maka NU tampil kedepan dengan pandangan Resolusi Jihadnya pada tanggal 22 Oktober 1945 yang menyatakan Fardlu ain hukumnya jihad melawan kafir Belanda, sehingga mampu menggerakkan arek-arek Surabaya itu pada tanggal 10 Nopember 1945 melawan Belanda. 9. Sejak terbentuknya kabinat Syahrir Ketia 1946 sampai dengan kabinet Pembangunan Pertama 1973, NU selalu diberi kepercayaan jabatan sebagai Menteri – menteri. 10. Ketika terjadiaffair Madiun PKI 1948, dengan laskar Hizbullah dan dibawah pimpinan Zaenul Arifin dan Sabilillah dipimpin KH. Masykur turut aktif menumpas PKI. 11. Sejak tahun 1952 NU menjelma sebagai partai politik dan peranan NU semakin nyata dalam segala aktifitasnya yang bersifat politis kenegaraan maupun sosial kemasyarakatan. 12. Pada waktu terjadi S PKI, NU tampil sebagai pelopor yang pertama untuk menuntut pada pemerintah/presiden agar PKI dan Banomnya dibubarkan oktober1965 13. Didalam menumpas PKI dan penumbangan ORLA, manunggalnya ABRI bersama rakyat NU sangat menentukan. Pada waktu itu H. Subhan ZE menjadi ketua aksi penggayangan gestapu. tampil terdepan dalam penggayangan tersebut. 14. Pelajar dan mahasiswa NU turut ambil bagian terdepan dalam melaksanakan aksi penumbangan Orla dan Menegakkan Orba. 15. Setelah adanya penyederhanaan partai 1975 dimana partai-partai Islam berfusi ke dalam wadah Partai Persatuan Pembangunan maka NU menyatakan menjadi Jam’iyyah sebagai kelahirannya 1926. 16. Didalam masa pembangunan ini, partisipasi NU dalam negara dan bangsa digarap melalui bidang-bidang pokok a. Bidang da’wah dan penyiaran agama. b. Bidang ekonomi dan pembangunan. c. Bidang sosial dan kesejahteraan Mabarot ASAS / AQIDAH, TUJUAN DAN LAMBANG NU Aqidah Nahdlatul Ulama sebagai Jam’iyyah Diniyah Islamiyah beraqidah/berasas Islam menurut Faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan menganut salah satu dari madzhab empat Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Asas Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara, Nahdlatul Ulama Berpedoman Kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan Dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia. Tujuan Berlakuanya ajaran Islam yangberhaluan Ahlussunnah Wal Jama’ah dan mengikuti salah satu madzhab 4 ditengah-tengah kehidupan masyarakat didalam wadah Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Lambang NU mempunyai lambang berupa gambar bola diikat dengan tali, dilingkari oleh lima bintas diatas garis khatulistiwa, sehingga seluruhnya berjumlah sembilan bintang, serta terdapat tulisan Nahdlatul Ulama dengan huruf Arab yang melintang bola dunia dan menelusuri garis khatulistiwa. Lambang tersebut diciptakan oleh KH. RIDLWAN ABDULLAH, dilukis dengan warna putih diatas warna hijau. STRUKTUR ORGANISASI 1. Kepengurusan NU terdiri dari Musytasyar, Suriyah, Tanfidliyah. 2. Mustasyar adalah pembina, pembimbing, penasehat kegiatan NU. 3. Syuriah merupakan berfungsi sebagai pengelola, pengendali, pengawas, dan penentu kebijakan Jam’iyyah yang berlaku. 4. Tanfidliyah merupakan pelaksana sehari-hari kegiatan NU. 5. Mustasyar dibentuk hanya untuk tingkatan pengurus Besar, Wilayah dan Cabang. 6. Hak dan kewajiban syuriah dan Tanfidliyah diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN ULAMA DALAM NU Jam’iyyah Nahdlatul Ulama adalah merupakan kumpulan para ulama yang bangkit dan membangkitkan pengikut-pengikutnya untuk dapat mengamalkan syariat Islam Ahlusunnah Wal jama’ah. Kedudukan Ulama didalam NU menempati posisi sentral yaitu 1. Ulama sebagai pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. 2. Ulama sebagai Pengelola Nahdlatul Ulama. 3. Ulama sebagai Pengendali Kebijakan – kebijakan Nahdlatul Ulama. 4. Ulama sebagai panutan dan contoh tauladan bagi seluruh warga Nahdlatul Ulama dan kaum Muslimin khususnya. Itulah sebabnya, maka antara NU dan Ulama tidak dapat dipisah-pisahkan, artinya saling membesarkan, saling mengambil dan memberi manfaat. Nahdlatul Ulama tanpa Ulama akan gersang tidak ada artinya sama sekali, dan Ulama yang keluar dari Nahdlatul Ulama berkurang bahkan hilang kemanfaatannya bagi masyarakat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dengan demikian posisi Ulama dan peranannya didalam Nahdlatul Ulama sangat penting, oleh karenanya secara organisatoris Ulama didalam NU disediakan lembaga khusus yang dinamakan “Lembaga Syuriah”. Lembaga ini berfungsi sebagai pengelola, pengendali, Pengawas dan penentu semua kebijaksanaan dalam Nahdlatul Ulama, sehingga dapatlah dikatakan dan memang demikian kenyataannya, bahwa Ulama dan Nahdlatul Ulama merupakan tiang penyangga utama atau soko guru. Ulama dan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan, karena Jam’iyyah NU merupakan wadah untuk mempersatukan diri. Disamping itu NU juga merupakan wadah untuk menyatukan langkah. Dalam rangka usaha melestarikan, mengembangkan dan mengamalkan Islam yang berhaluan Ahlussunnah Wal jama’ah. Merupakan kenyataan sejarah yang tidak bisa dibantah, bahwa keberadaan Ulama dan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan umat Islam dan Nahdlatul Ulama tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan umat Islam di Indonesia, semenjak masuknya sampai sekarang. Referensi Kebangkitan Islam dan Peranan NU di Indonesia,PT Bina Ilmu,Surabaya. Vis a Vis NU, LKIS,jakarta 2002 Pelajaran Ke-NU-an Madrasah Aliyah.
RingkasanMateri UAN SMA IPS: Matematika. 2. 29 Kelas X Semester 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan logaritma. Menggunakan aturan pangkat, akar, dan logaritma. Melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan yang melibatkan pangkat, akar, dan logaritma. A.0% found this document useful 0 votes25 views11 pagesOriginal TitleRINGKASAN KE-NU-AN DAN KE-ASWAJA-ANCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes25 views11 pagesRingkasan Ke-Nu-An Dan Ke-Aswaja-AnOriginal TitleRINGKASAN KE-NU-AN DAN KE-ASWAJA-ANJump to Page You are on page 1of 11 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.. 153 493 334 215 341 71 15 446